Klik Link Pintas ...

Google Search BrowsingGMail - Email dari GoogleYahoo Search BrowsingYMail - Email dari YahooFacebookTwitterYoutube - Free Video
Anda ingin bisa browsing & chatting juga ingin punya email, FB, Twitter, dll tapi belum ada koneksi internet.....
atau anda sudah punya koneksi internet tapi sering putus-putus & lemot.....
atau anda tidak puas dengan koneksi yang anda nikmati selama ini karena mengalami penurunan bandwith....
cape... dech...@#!?

Kini saatnya anda akses internet dari rumah anda sendiri & beralih ke WiFi dengan kecepatan yang stabil & murah... ayo segera gabung.. jangan ketinggalan..!!

Hanya Rp 3.500,- / hari main sepuasnya.... tanpa batas... di rumah lagi.. * (perhitungan Paket Bulanan Unlimited)
Kini...
Telah dibuka Master Hotspot di Bekasi dengan cover area Tridayasakti dan sekitarnya (Cibitung, Sumberjaya, Mekarsari, dll). Launching 15 Desember 2010

Paket yang kami tawarkan adalah Rp 150.000,- /bulan Unlimited dengan speed up to 4 Mbps.

Tanpa ada penurunan bandwith sampai dengan masa paket expired.
* Support 7 x 24 jam (kecuali listrik padam)


Paket Lainnya klik Tarif
Daftar & Langganan | Silahkan hubungi kami di : masternet.bekasi@gmail.com

Cara Aman dan Sehat Mengkonsumsi Mie Instan

Mie Instan Sehat
Cara Aman Konsumsi Mie Instan - Hampir semua orang tidak asing dengan yang namanya mie instan. Banyak sekali mie instan dijual dipasaran, baik di toko besar sekelas hypermarket/supermarket maupun di toko/warung kelontong. Dengan cita rasa yang beraneka ragam dan cara memasaknya yang super cepat (instan), mie instan ini banyak disukai oleh anak-anak dan orang dewasa. Baik laki-laki dan perempuan juga sama menyukai mie instan. Mie instan bisa dimakan kapan saja, siang ataupun malam, cuaca panas maupun hujan. Bahkan warung yang khusus menjual mie instan ini banyak sekali kita temui.
Di balik rasanya yang nikmat itu, tentu ada beberapa hal yang harus kita ketahui bersama soal mie instan ini. Karena mengkonsumsi terlalu sering atau malah tiap hari dapat mempengaruhi kondisi tubuh. Tidak percaya? Coba bisa dilihat di kemasannya di bagian belakangnya berapa kalori per bungkusnya. Ternyata cukup tinggi, yaitu berkisar antara 300 - 400 kalori di dalamnya. Belum lagi jika kita mengkonsumsinya ditambah dengan nasi. Jadi tak heran jika berat badan Anda bisa makin naik hanya sekedar mengkonsumsi mie instan.

Cara aman dan sehat mengkonsumsi mie instan adalah sebagai berikut :
  • Didihkan air dengan api sedang pada dua panci yang berbeda
  • Masukkan mie instan pada salah satu panci sejenak hingga melunak. Matikan api kemudian angkat dan tiriskan mie. Jangan sekali-kali memasak mie langsung dicampur dengan bumbunya dan dimasak pada suhu yang tinggi (mendidih) karena hal ini rentan menimbulkan penyakit dalam tubuh.
  • Masukkan kembali mie instan tadi pada panci kedua kemudian didihkan kembali hingga airnya lebih bening.
  • Apabila air berubah menguning, maka ini merupakan tanda bahwa lapisan lilin di permukaan mie instan sudah luntur.
  • Matikan kompor, angkat dan tiriskan.
  • Setelah mie instan ditiriskan baru campurkan bumbu yang telah tersedia. Dan sajikan sesuai selera dengan beberapa tambahan seperti; sayuran, telur, bakso, ayam goreng dan lain sebagainya. Agar terpenuhinya gizi dari apa yang kita konsumsi.
Demikian sobat "Master Hotspot" perihal mengkonsumsi mie instan secara aman dan sehat. Semoga sharing tentang tips sehat ini bisa bermanfaat buat diri kita dan keluarga. Tanpa menghalangi keinginan kita untuk makan mie instan, tapi perlu beberapa hal yang harus diperhatikan untuk kesehatan kita.

Cara Mempercepat Proses Defrag Windows XP

Artikel Komputer, Proses Defrag Windows XP, Windows XP
Cara Mempercepat Proses Defrag Windows XP - Membuat Windows XP lebih efisien tidak hanya bisa mempercepat kinerja sistem, tetapi juga bisa mempengaruhi bagaimana Anda menggunakan, memelihara dan troubleshooting sistem. Dengan membuat sistem lebih efisisen, maka Anda bisa bekerja lebih nyaman dan hemat waktu.

Salah satu diantara banyak tips agar Windows XP lebih efisien adalah dengan cara mempercepat proses Defrag Windows XP.

Cara sederhana untuk mempercepat proses defrag Windows XP adalah sebagai berikut :
  1. Dengan me-restart sistem sebelum menjalankan Defrag. Ini supaya operating system bisa membersihkan file swap/paging, dan me-reset nya ke ukuran default. Dengan demikian, Defrag bisa fokus ke data yang diperlukan pada harddisk, tanpa harus menghentikan dan mengelola file swap berukuran besar, yang dimuati dengan data yang tidak diperlukan. 

  2. Cara lain untuk mempercepat proses defrag pada Windows XP adalah dengan membuat muncul pada waktu startup. Cara ini bisa dilakukan dengan mudah, dengan cara mengedit registry. Caranya : Jalankan Registry Editor (regedit.exe) bisa diketikkan juga di start –> run –> regedit. Buka HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\Windows\Current\Version\RunOnce. Klik kanan subkey RunOnce, dan pilih New, String Value. Beri nama Defrag, dan  tekan [Enter] dua kali. Ketik Defrag.exe c:/f pada text box Value Data, dan klik OK. Tutup Registry Editor dan restart Windows. Proses defrag akan dimulai setelah Anda mengetik password, dan menekan [Enter]. Perlu diingat bahwa nilai yang dimasukkan ke key RunOnce akan segera dihapus, setelah perintah dijalankan.

Demikian sobat “Master Hostpot” bagaimana cara mempercepat proses Defrag Windows XP, semoga bisa menambah wawasan sobat “Master Hotspot” tentang Tips untuk Windows XP. Jangan lupa juga baca artikel yang lain tentang komputer yaitu Cara Membuat Windows XP Lebih Cepat dengan alamat url : http://www.master-hotspot.blogspot.com/2013/06/cara-membuat-windows-xp-lebih-cepat.html

Akil Mochtar Ketua MK Ditangkap KPK Berita Heboh


Akil Mochtar Ketua MK Ditangkap KPK
Akil Mochtar Ditangkap KPK Berita Heboh - Terkait berita menghebohkan ditangkapnya Ketua MK oleh KPK tadi malam sekira pukul 22 tanggal 2 Oktober 2013 di kediamannya bersama 2 orang lainnya adalah sesuatu banget. Yang mana berita ini bisa mencoreng wajah hukum Indonesia.

Berikut Profil Akil Mochtar Ketua Mahkamah Kostitusi :

Nama Lengkap & Gelar :
Dr. H. M. Akil Mochtar, S.H., M.H.
Alamat :
Jl. Medan Merdeka Barat No.6 Jakarta Pusat
Tempat / Tanggal Lahir :
Putussibau (Kal-Bar), 18-10-1960
Agama :
Islam
Jabatan :
Ketua Mahkamah Konstitusi RI

Masa Jabatan
Tahun 2013 s/d Tahun 2016
Pendidikan :
1. SD Negeri I Putussibau 2. SD Negeri II Putussibau 3. SMP Negeri Putussibau 4. SMP Negeri 2 Singkawang 5. SMP Muhamadiyah Pontianak 6. SMA Muhamadiyah Pontianak 7. S1 Fakultas Hukum Universitas Panca Bhakti Pontianak 8. S2 Magister Ilmu Hukum universitas Padjajaran Bandung 9. S3 Doktor Ilmu Hukum Universitas Padjajaran Bandung
Karir :
Dr. H.M. Akil Mochtar, S.H., M.H., sebelum menjabat sebagai Hakim Konstitusi, adalah anggota DPR RI dari Fraksi Golongan Karya. Berikut ini pengalaman pekerjaan bapak Akil Mochtar sampai dengan saat ini: 1. Advokat/pengacara (1984-1999) 2. Anggota DPR/MPR RI Periode 1999-2004 3. Anggota DPR/MPR RI Periode 2004-2009 4. Wakil Ketua Komisi III DPR/MPR RI (bidang Hukum, perundang-undangan, HAM dan Keamanan) Periode 2004-2006 5. Anggota Panitia Ad Hoc I MPR RI 6. Anggota Panitia Ad Hoc II MPR RI 7. Kuasa Hukum DPR RI untuk persidangan di Mahkamah Konstitusi 8. Anggota Tim Kerja Sosialisasi Putusan MPR RI Pengalaman Organisasi: 1. Ketua OSIS SMA Muhamadiyah Pontianak 2. Ketua Ikatan Pelajar Muhamadiyah Pontianak 3. Pelajar Islam Indonesia 4. Ketua Alumni SMA Muhamadiyah Pontianak 5. Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Univ. Panca Bhakti Pontianak 6. Komandan Batalyon E Resimen Mahasiswa (Menwa) UPB 7. Ketua Alumni Menwa Kal-Bar 8. Ketua Alumni Universitas Panca Bhakti Pontianak 9. Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Kalbar Tahun 1998-2003 10. Ketua Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI) Kalimantan Barat 11. Sekretaris Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN) Cab. Pontianak 12. Anggota Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) DPP Pemuda Pancasila 13. Anggota Majelis Pemuda Indonesia DPP KNPI 14. Pengurus Wilayah Muhamadiyah Kalbar 15. Ketua Pengurus Pusat Angkatan Muda Partai Golkar 16. Anggota Lembaga Hikmah Pengurus Pusat (PP) Muhammaddiyah 17. Ketua Umum Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia (FOMI) Kalbar Periode 2006-2010 18. Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kalbar 2006-2009 Selama menjadi anggota DPR RI, beliau pernah menjadi: 1. Ketua Pansus RUU Undang-Undang Yayasan 2. Ketua pansus RUU tentang Jabatan Notaris 3. Ketua Pansus RUU Perseroan Terbatas 4. Ketua Panja RUU Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi 5. Ketua Panja Pengesahan Konvensi PBB Anti Korupsi 6. Ketua Panja RUU tentang Pengesahan Perjanjian Bantuan Hukum Timbal Balik Dalam Masalah Pidana antara RI dan RRC 7. Ketua Panja RUU tentang Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana 8. Ketua Panja RUU tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama 9. Ketua Panja RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama (Banten, Kepulauan Bangka Belitung, Gorontalo, dan Maluku Utara) 10. Ketua Panja RUU tentang Perlindungan Saksi dan Korban Dan lain-lain Peraturan Perundang-undangan.
Organisasi :
Mahkamah Konstitusi RI

Website

http://www.akilmochtar.com
Profil Selengkapnya :
M. AKIL MOCHTAR

Bagi H. M. Akil Mochtar, hidup adalah perjuangan yang tak kenal henti. Perjuangan tak mesti melahirkan sosok pahlawan yang selalu dipuja-puji, bahkan perjuangan terkadang menuai caci maki. Meskipun demikian, pria tegar yang lahir di Putussibau pada 18 Oktober 1960 ini tetap memiliki komitmen tinggi untuk memperjuangkan keadilan bagi semua golongan dalam kapasitasnya sebagai hakim konstitusi. Lalu, apakah ekspektasinya tentang MK masa depan? Berikut kisah profilnya.

Selalu Ingin Menjadi Pejuang

Akil Mochtar adalah hakim konstitusi yang memulai kariernya sebagai pengacara. Setelah dua kali terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), ia mendapat amanah sebagai hakim konstitusi. Separuh hidupnya dilalui untuk berjuang meraih pendidikan tinggi di tengah keterbatasan dan kesederhanaan keluarga. From zero to hero, itulah usaha kerasnya untuk menggapai gelar sarjana. Sebab, ia terlahir dari sebuah keluarga besar di kampung yang tidak makmur. Untuk makan, terkadang mereka mencampur beras dan jagung, umbi-umbian, atau bulgur. Disiplin dan kerja keras yang ditanamkan sejak dini, akhirnya membentuk pribadi Akil sebagai manusia tangguh.

Akil Mochtar, biasa dipanggil Ujang, lahir pada 18 Oktober 1960 di Putussibau, ibukota Kabupaten Kapuas Hulu, sebuah kota kecil berjarak 870 km dari Pontianak. Ayahnya, H. Mochtar Anyoek dan ibunya, Junah Ismail (alm). Sejak di bangku SD, Akil sangat bersahaja. Bahkan, kadang ia berangkat sekolah dengan telanjang kaki selama setengah jam. Ia baru bersepatu kelas 2 SMP, karena wajib. Untuk mendapatkan sepatu, ia harus memesan beberapa bulan sebelumnya. Namun, ia tidak kehabisan akal. Ia meminta sepatu bot bekas di asrama tentara. Bagian atasnya lalu dipotong. Maka bersepatulah Si Ujang.

Anak keenam dari sembilan bersaudara ini sudah terbiasa tinggal jauh dari orang tua sejak kelas 2 SMP. “Saya ikut kakak perempuan, suaminya dinas ke Singkawang,” ujarnya. Ia lalu pindah lagi ke Pontianak dan melanjutkan sekolah ke SMA Muhammadiyah I. Semasa SMA, Akil aktif berorganisasi. Ia pernah menjadi Ketua OSIS, Ketua Ikatan PelajarMuhammadiyah (IPM) Pontianak, dan Pelajar Islam Indonesia (PII).

Nilai Mulia dalam Keluarga

Waktu kelas 4 SD, ia pernah diajak ayahnya mencari ikan di sungai pukul 02.00 dini hari. Meski mengantuk, ia menuruti perintah ayahnya. Karena tak kuat menahan kantuk, begitu sampai di tengah sungai, perahu yang ditumpanginya oleng. Akil tercebur. Rupanya, perahu itu sengaja digoyang oleh ayahnya karena Akil tidak fokus mengendalikan perahu. Akil menangis. Tapi ia lekas naik ke atas perahu karena tak berani melawan orang tua. Dalam perjalanan pulang ia diberi tahu ayahnya, “Kalau kerja itu benar-benar, jangan sambil main-main, jangan sambil tidur, ayah nggak suka.”

Setelah dewasa, Akil mengerti bahwa setiap pekerjaan harus dijalankan dengan serius, bukan sambil lalu. “Wak (ayah) saya itu mengajarkan tidak dengan omongan, tapi dengan perilaku,” katanya. Ibunda Akil, yang biasa ia panggil Ummi, juga menerapkan disiplin tinggi. Cara mendidiknya lebih tegas dibanding sang ayah. Dari didikan kedua orang tuanya itu, Akil tampil menjadi sosok yang siap berjuang di segala medan.

Berjuang Menggapai Sarjana

Selepas SMA, Akil terobsesi untuk menggapai gelar sarjana. Tetapi, karena keluarga tak punya biaya, ia memutuskan merantau. Di rantau, ia lalu kerja serabutan, mulai dari loper koran, sopir cadangan, sampai broker sepeda motor. Agar bisa kuliah sehabis bekerja, ia memilih kampus swasta, Universitas Panca Bhakti, Pontianak.

Sebenarnya Akil mendambakan bisa diterima di fakultas pertanian. Namun, jurusan itu belum ada di kampusnya kala itu. Alternatifnya, ia masuk fakultas hukum. Ketika masih kuliah, Akil diterima sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Departeman Dalam Negeri (Depdagri). Namun, ia kemudian mengundurkan diri. Alasannya, ia ingin lebih mandiri dan fokus pada studi. “Saya pikir dengan punya ijazah sarjana saya bisa mengembangkan lagi,” ujar mantan politisi yang pernah bercita-cita menjadi jaksa itu.

Meski sibuk bekerja, karena nalurinya yang tinggi berorganisasi, Akil tetap aktif di sejumlah organisasi kemahasiswaan. Ia menjadi Ketua Senat FH Universitas Panca Bhakti dan Komandan Batalyon Resimen Mahasiswa. Ia juga menjadi aktivis di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), maupun Pemuda Pancasila (PP). Akil berhasil menamatkan pendidikan tingginya dan meraih dua gelar sekaligus, Sarjana Muda Hukum (SMHK) dan Sarjana Hukum (SH). “Wah itu udah hebat, karena dulu jadi jaksa dan hakim SMHK itu bisa,” kenang Akil.

Dari Advokat, Legislatif, ke Judikatif

Setelah bergelar sarjana, Akil langsung menekuni dunia pengacara. Ia bergabung di kantor kawannya, Buyung Panggabean Associates. Pekerjaan barunya dimulai dari menjadi sopir, tukang ketik, hingga penyusun berkas perkara. Lalu Akil mengikuti ujian advokat dan mewakili kantornya beracara di Pengadilan Singkawang. Tidak berselang lama, ia lulus sebagai advokat angkatan pertama dari Kalimantan Barat.

Setelah dua tahun berkarir, Akil membangun kantor sendiri. Popularitasnya mencuat ketika ia menjadi kuasa hukum kasus salah vonis “Sengkon-Karta Jilid II” yang banyak mengundang perhatian media nasional. Sedemikian populernya, kasus tersebut dibukukan dengan judul Jalan Sumir Menggapai Keadilan yang diterbitkan Gramedia, Jakarta.

Pada 1998, Akil berjumpa dengan anggota DPRD Golkar yang mengajak bergabung dengan Partai Golkar. Usianya masih 37 tahun ketika ia memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Ketika itu, ia terpilih sebagai Wakil Ketua DPD Golkar provinsi. “Akhirnya saya jadi pengurus teras di Golkar,” ujarnya.

Pada 1999, ia terpilih sebagai anggota DPR dari Daerah Pemilihan Kapuas Hulu. Akil ditempatkan di Komisi II yang membidangi hukum dan pemerintahan. Periode berikutnya, ia menjadi anggota Komisi III DPR dengan perolehan suara terbanyak, yakni 167.000 suara.

Sepanjang karir politiknya di parlemen, berulang kali Akil menelurkan undang-undang sebagai ketua panitia khusus. Ia juga memimpin uji kelayakan dan kepatutan Kapolri, Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan pimpinan Komisi Yudisial (KY)

Berdiri di Atas Semua Golongan

Saat dibuka rekrutmen calon hakim konstitusi di DPR, kolega Akil mendorongnya untuk mencalonkan diri. Batinnya menghadapi dilema kala itu. Ia berpikir, dari sisi pendidikan dan kemampuan, mungkin ia mampu memikul beban dan tanggungjawab sebagai hakim. “Tapi dari sisi perilaku, saya adalah orang yang biasa dengan kebebasan berfikir dan berekspresi, sebagai hakim berarti saya harus bisa menjaga sikap,” ungkap Akil.
Ia lalu berdiskusi dengan banyak orang, termasuk sahabat-sahabatnya di Pontianak. Dari mereka, ia mendapat pandangan bahwa mungkin sudah waktunya bagi dia melepaskan diri dari kepentingan yang bersifat parsial. “Sudah waktunya Abang berada pada posisi di atas semua golongan, dan tempat itu adalah di MK,” ujar Akil menirukan nasihat dari sahabatnya.

Setelah berpikir mendalam, memohon petunjuk Allah SWT dan berunding dengan keluarga, akhirnya ia berketetapan hati untuk menjadi hakim konstitusi. Bagi Akil, menjadi hakim konstitusi bukan semata sebagai pekerjaan, melainkan sebuah pengabdian. “Saya pernah jadi advokat 18 tahun, saya juga pernah beracara di MK mewakili DPR, itu modal sosial saya,” ujarnya.

Inspirasi Kehidupan

Apa yang diraih Akil hingga kini tidak terlepas dari filosofi bahwa hidup adalah perjuangan. Bagi dia, semua orang adalah pejuang, dan perjuangan itu tidak akan pernah berhenti. Pejuang tak selalu menjadi pahlawan, sebab terkadang juga mendapat caci maki. Oleh sebab itu seorang pejuang tidak harus selalu mendapat tempat yang terhormat. “Tapi kalau pahlawan dia harus selalu mendapat tempat yang terhormat,” ujar pengurus Lembaga Hikmah PP Muhammadiyah itu.

Akil ingin menjadi pejuang, karena ketika ia berhasil kehormatanlah yang ia peroleh. Bisa saja ia dilupakan orang, atau bahkan mendapat cacian. Namun, itu semua bukan soal baginya, sebab itulah perjuangan hidup. “Itu yang memotivasi saya,” ujar mantan Ketua Alumni Resimen Mahasiswa Kalimantan Barat itu.

Ekspektasi untuk MK ke Depan

Akil memiliki pandangan dan harapan untuk MK ke depan. Menurutnya, MK harus lebih responsif mengakomodasi setiap persoalan yang terkait erat dengan keadilan dan perlindungan hak asasi manusia (HAM). Sebab, MK lahir dari kerangka checks and balances itu. “Bagaimana implementasi checks and balances itu dalam memberikan kesetaraan dan keadilan masyarakat,” ujarnya.

Secara institusional, menurut Akil, MK sudah sejalan dengan misi sebagai salah satu pelaku kekuasaan kehakiman yang modern dan terpercaya. Ia berharap, dari sisi kelembagaan, MK bisa menjadi sebuah contoh atau model peradilan modern di Indonesia.

Namun, Akil menambahkan, peradilan modern itu harus didukung fasilitas dan sumber daya manusia yang memadai. “Untuk itu harus ditunjang sarana dan prasarana yang tidak hanya memadai tetapi lebih baik,” ujarnya. Personalnya harus terlatih dengan tingkat penghasilan yang lebih tinggi dibanding dari institusi peradilan lain. Sebab, sekalipun teknologi informasi dan SDM-nya bagus, namun jika tingkat kesejahteraan pegawainya rendah, akan repot. Ia berharap, ada pembenahan internal menuju sistem yang lebih baik.

Sedangkan soal wacana memperluas kewenangan MK, bagi Akil, harus ditinjau dari kemanfaatannya. Dalam pandangan Akil, hal yang sangat urgen dalam konteks perluasan kewenangan MK adalah kewenangan untuk melakukan pengujian peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang, yang saat ini masih menjadi yurisdiksi MA. Apabila kewenangan tersebut diberikan kepada MK, ia berharap akan ada tafsir peraturan perundang-undangan yang seragam.

Dengan demikian, MK dapat memberikan kepastian hukum. Apalagi banyak sekali peraturan pemerintah yang bertentangan dengan undang-undang. Demikian pula keputusan presiden yang bersifat regeling, memaksa hak-hak warga negara.

Sumber : http://www.mahkamahkonstitusi.go.id